Jakarta (Kemenag) --- Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama akan mengoptimalkan pelatihan berbasis teknologi melalui platform MOOC (Massive Open Online Course). Pendidikan dan pelatihan (diklat) tatap muka masih ada, namun itu dilakukan secara selektif melalui open recruitment.
Pesan ini disampaikan Kepala Badang Litbang dan Diklat Kemenag Suyitno saat memberikan sambuta pada Sinkronisasi Sistem Informasi Pelatihan dan Pangkalan Data Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Kegiatan ini dihadiri perwakilan PIC Kanwil dari seluruh Indonesia.
Suyitno menegaskan, pelatihan ini sangat penting untuk mensinkronisasikan platform yang dimiliki Badan Litbang dan Diklat ke arah kemandirian peserta. Menurutnya, pada saatnya pelayanan diklat akan bertransisi kepada kemandirian peserta dan berbasiskan artificial intelligence, baik dari mendaftar, belajar, menjawab soal, dan mengunduh sertifikat.
"Hadirnya platform MOOC, memberikan kemudahan untuk mengikuti pelatihan, meskipun di kantor, di sekolah atau di kendaraan umum. Sehingga tidak ada alasan ngajar, ngantor, atau tidak ada jam kosong untuk mengikuti pelatihan," sebut Suyitno di Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Suyitno menegaskan, keterbatasan pelayanan diklat dan jumlah ASN yang begitu banyak, mengharuskan pihaknya mengoptimalkan pelayanan diklat yang berbasiskan kepada asynchronous. "Pelatihan berbasis asynchronous (MOOC Pintar) tidak memakai alur pemanggilan secara manual, diundang dan ditugaskan, tapi berbasis self service, keinginan pribadi ASN untuk mengikuti pelatihan," ujarnya.
Meski demikian, Guru Besar UIN Palembang, menegaskan pelatihan model tatap muka atau tatap maya (synchronous) akan tetap berjalan. Hanya saja, pelatihan model ini akan dikembangkan secara signifikan dan tepat sasaran.
"Pelatihan berbasis synchronous (tatap muka dan tatap maya/pjj) akan dilakukan dengan pendekatan open rekrutmen, pengumuman terbuka untuk siapa saja yang mau ikut, tapi akan diseleksi karena terkait dengan keterbatasan," terangnya
Dua model pelatihan diklat yang berbasiskan synchronous dan asynchronous akan terus dikembangkan oleh Badan Litbang dan Diklat. "Output dari pelatihan asynchronous dan synchronous akan diintegrasikan dengan karier ASN, akreditasi lembaga, dan pengembangan konten yang spesifik," tandasnya. (Rizal)